Biografi Ibnu Atsir

on Minggu, 25 Mei 2014


 Biografi Ibnu Atsir

Dalam dunia ilmu hadits, nama Ibnu Atsir memang tidak setenar Imam Al-Bukhari, Imam Muslim ataupun Imam Ahmad. Namun demikian, para Ulama hadits sangat mengapresiasi karya ilmiah beliau dalam salah satu aspek ilmu hadits yang beliau dalami dan merasakan manfaatnya yang besar.
Mubarak bin Muhammad bin Muhammad bin Abdul Karim bin Abdul Wahid Asy-Syaibani Al-Jazari. Atau lebih populer dengan panggilan Ibnul Atsir, putra al-Atsir yang merupakan laqab (julukan) sang ayah. lahir di kota Maushil (Mosul, Irak) pada tahun 544 H.
Sejak kecil, beliau sangat semangat dalam mencari ilmu Ini sesuai dengan pengakuan beliau dalam mukadimah kitab Ilmi’ul Ushul Fii Ahaditsir Rasul, “Sejak memasuki masa remaja dan dalam usia belia, aku sangat tertarik untuk thalabul ilmi (belajar ilmu agama), duduk bersama ulama dan berupaya sebisa mungkin untuk menyerupai mereka (para Ulama). Itu adalah kenikmatan dan rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala kepadaku lantaran menjadikan hal-hal tersebut sanggup mengambil hatiku. Maka, aku mengerahkan seluruh daya untuk memperoleh berbagai macam ilmu yang dapat aku raih dengan taufik Allah Subhanahu wa Ta’ala sehingga terbentuk pada diriku kemampuan menguasai sisi-sisi yang tersembunyi dan mengetahui segi-segi yang sulit. Tidak kusisakan upayaku sedikit pun (untuk urusan itu). Allah-lah yang memberiku taufik untuk dapat mencari ilmu dengan baik dan meraih tujuan mulia.”
Seiring dengan berjalanannya waktu, kemampuan ilmiah beliau pun mencapai kematangan. Tidak hanya menguasai satu disiplin ilmu. Melainkan banyak disiplin ilmu yang beliau kuasai diantaranya Ilmu bahasa Arab, Tafsir, Hadits dan Fikih keilmuan ini yang terlihat menonjol. Karya-karya ilmiah di bidang-bidang yang telah disebutkan menjadi bukti nyata akan kepakaran beliau di dalamnya. Tak ketinggalan, Ulama yang juga akrab dengan panggilan Abu Sa’adat Majduddin ini juga dikenal sebagai seorang penyair ulung. Akan tetapi, dari seluruh aspek keahliannya itu, kedalamannya dalam ilmu hadits, terutama yang berkaitan dengan ilmul gharib lah yang paling menonjol. Namanya pun sering dikaitkan dengannya lantaran telah melahirkan karya yang disebut-sebut tiada tandingannya. Orang lebih mengenal beliau dari sisi itu.
Dalam sejarah kehidupan yang beliau lalui, diceritakan bahwa beliau mengidap suatu penyakit yang akhirnya melumpuhkan fungsi anggota geraknya, dua tangan dan kakinya. Sehingga membuat beliau tidak bisa lagi menulis sendiri. Untuk aktifitas yang memerlukan gerak banyak, beliau harus ditandu. Karena itu, beliau lebih sering berada di dalam rumahnya.
Karena mengalami hidup dalam keterbatasan secara fisik, hal itu tidak mengahalangi beliau untuk mewariskan ilmi-ilmiu bagi umat. Bahkan ternyata, kitab-kitab karangan beliau, kebanyakan tersusun saat beliau tak berdaya menghadapi penyakit yang dideritanya. Ada sejumlah murid yang membantu beliau menuliskannya.

0 komentar:

Posting Komentar